Tak hanya membangun superkomputer AI dengan
sistem 24 Nvidia DGX-1, Fujitsu juga berencana memproduksi processor AI yang
sanggup menghasilkan kinerja per watt lebih dari sepuluh kali lipat
dibandingkan processor sejenis lainnya yang pernah ada. Pengembangan processor
AI yang disebutnya sebagai Deep Learning Unit (DLU) ini boleh jadi salah satu
terobosan terbaru perusahaan teknologi Jepang tersebut dalam upayanya menatap
persaingan di tahun 2018 mendatang.
Pengalaman lebih dari tiga dekade terkait
pengembangan teknologi AI dan juga racikan produk komputer K andalannya yang
saat ini menempati urutan delapan pada daftar 10 besar superkomputer di dunia,
tampaknya cukup menjadi bukti nyata keseriusan Fujitsu dalam mewujudkan hal
tersebut. Sasaran kinerja 10x yang luar biasa demi persaingan yang dimaksud
tampak menyiratkan kesiapan Fujitsu untuk ikut turut berpartipasi dalam
persaingan rancang bangun industri kelas berat yang saat ini masih didominasi
oleh sejumlah perusahaan terkemuka dunia, seperti Nvidia, Google, Intel, dan
AMD.
Takumi Maruyama, yang saat ini menjabat sebagai
direktur senior Unit Bisnis Platform AI Fujitsu, telah mengemukakan rencana DLU
Fujitsu tersebut di ISC 2017. Maruyama sendiri telah terlibat dalam
pengembangan prosesor SPARC sejak tahun 1993 dan saat ini sedang memimpin
proyek DLU di Fujitsu. Menurut grafik yang diperlihatkan oleh Maruyama,
coprocessor DLU Fujitsu dirancang untuk beban kerja belajar yang mendalam
dengan konsumsi daya yang lebih rendah.
Chip AI terbaru mendatang besutan Fujitsu ini
kabarnya bakal mengusung 16 elemen pemrosesan pembelajaran yang mendalam (DPE).
Masing-masing berisi delapan unit eksekusi instruksi tunggal, multiple data
(SIMD) dengan desain skalabel yang memanfaatkan teknologi interkoneksi Tofu
perusahaan tersebut.
DLU secara native mendukung tipe data FP32,
FP16, INT16, dan INT8 dan sangat bergantung pada matematika presisi rendah
untuk mengoptimalkan kinerja dan efisiensi energi dalam memproses jaringan
syaraf tiruan. Dan bahkan Fujitsu pun telah menyatakan kalau kombinasi beberapa
core besar dengan banyak core eksekusi kecil seperti Deep Learning Processing
Unit (DPU) akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dengan konsumsi daya
yang lebih rendah dibanding processor sejenis yang ada saat ini di pasaran.
Lalu bagaimana peta persaingan processor AI
pada tahun 2018 mendatang? Apakah processor AI besutan Fujitsu ini bisa
bersaing dengan processor sejenis lainnya di tahun 2018 yang akan datang? Hm,
kita lihat saja nanti!
Belum ada tanggapan untuk "Processor AI ‘DLU’ Terbaru Besutan Fujitsu Yang Bakal Menjanjikan 10x Kinerja Lebih Baik"
Post a Comment